Melepas Kepergian Akh. Silman dan Akh. Adi Wardhana
Ngadiyo*
Sebuah ungkapan atas berpulangnya Akh. Silman (Hukum)
dan Akh. Adi Wardana (Ekonomi) kepangkuan Illahi.
Pagi ini hatiku, jiwaku, bulu kudugku berdiri. Air mataku mengembun saat membuka sms dari Akh. Wahyudi (Ketum SKI FSSR UNS),
”Innalillahiwa innailaihi rojiun, Akh Adi Wardhana/Eknmi dan Akh Silman/hukum telah berpulang ke rahmatullah karena tenggelam di WNGRI”.
Berbincang sebelum menerima sms itu, Akh Edi (teman satu asrama TF) yang sedang menonton film ”The Pursuit of Happyness” tiba-tiba menyetop adegan demi adegan film motivasi itu. Beliau memberitahuku tentang berita duka itu. Namun aku hanya bengong saja sambil menyantap sarapan pagi. Seusai sarapan saat baru saja kakiku melangkahkan ke arah HP dan mataku tertuju pada layarnya, ada 1 sms received. Aku segera membukanya dan gemuruhlah nadi jantungku.
Kedua ikhwan itu telah berpulang kepangkuan illahi. Segera konfirmasi akan melayat dari beberapa ikhwan TF. Akhirnya aku dan Akh. Edi (Geografi) mengendarai sepeda motor menuju RSUD Wonogiri. Waktu salat dhuhur tiba, tibalah kami di RSUD Wonogiri dan langsung menuju kamar mayat bagian paling belakang rumah sakit. Aku melihat ada satu peti jenazah disana, mayat Akh. Adi Wardhana. Sementara mayat Akh. Silman sudah dibawa ke rumah duka di Wonogiri.
Seusai salat dhuhur, kami dan banyak ikhwan melaksanakan salat jenazah di masjid RSUD Wonogiri. Dan setelah itu sebagian dari ikhwan takziah ke rumah duka Akh. Silman dan sebagian yang lain ke Ngawi, asal Alm. Adi Wardhana.
Aku menuju rumah duka alm. Silman bersama ikhwan yang lain dan melaksanakan salat jenazah sebelum dikebumikan. Setelah itu jenazah dibawa menuju pemakaman sekitar 200 meter dari rumah duka diiringi para pelayat.
Kenangan bersama almarhum
Berkenalan dengan para aktivis dakwah kampus (ADK) adalah hal baru bagiku dan aku masih merasa ghuraba dengan suasana kegiatan dan tentu pergaulan yang baru yang terdedahkan dalam kehidupan perkuliahan di UNS. Sehingga mau-tidak mau karena lingkunganku adalah para ikhwan dan akhwat meluluhkan sedikit-demi sedikit hati dan jiwaku pada kegiatan dakwah.
Saat awal-awal menginjakan kaki dan sudah beberapa hari tinggal di Pesma Tanwirul Fikr yang hampir semuanya dihuni oleh para ADK, tentu teman-teman yang main adalah para ADK. Dua almarhum Akh Adi Wardhana dan Akh Silman sering berkunjung ke TF. Akhirnya dengan alamiah aku berkenalan.
Akh Adi Wardhana, terakhir aku berjumpa dengan almarhum saat baru saja menjalankan salat ashar di Masjid Nurul Huda Jum’at, 4 Juli 2008. Dengan wajah sumringah dan senyum natural, almarhum menyapaku hangat,
Alm. Adi Wardhana :”assalamualaikum, akh. Ngadiyo?”
Ngadiyo : ”Waalaikum salam.
Alm. Adi Wardhana :”Kaifa haluk?
Ngadiyo :”Alkhamdulillah bi khoir, wa anta?
Alm. Adi Wardhana :”Alkhamdulillah, very good”.
Kami masih saling berjabat tangan dan saling tersenyum natural penuh rasa persaudaraan. Hanya sepenggal saja menanyakan kabar masing-masing. Bagiku setiap bertemu dengan sosok menawan dan bersahaja serta ghirah yang tinggi menjadikan hati ikut bersemangat. Sikap penuh optimis selalu terpancar dari rona mata, wajah dan jalannya. Tawadhu dan friendly itulah yang selalu kulihat.
Sementara itu rasa bersalah yang mendalam dan belum sempat aku sampaikan atas tidak bertanggungjawabnya diriku, kesombongan dan keangkuhanku serta masih egois saat menjadi sie perkap pada acara Tabligh Akbar bersama Ust. Yusuf Mansur ”The Miracle of Shadaqah”, Jum’at 27 Juni 2008. Almarhum akh Silman beberapa hari sebelum hari pelaksanaan sekitar jam 21.00 menelponku. Sebelumnya aku hanya melihat no number tanda misscall. Namun setelah aku misscall, Alm. Silman menelponku. Beliau hanya memberi konfirmasi bahwa kita adalah satu sie perkap pada acara Tabligh Akbar Ust. Yusuf Mansur. Aku hanya bisa mengiyakan aku bisa hadir kalau sie perkap akan syuro dan sebelumnya saat itu malam jum’at seminggu sebelum hari pelaksanaan, almarhum akan menemuiku sehabis salat jum’at di TF, namun aku melakukan kesalahan. Aku telah melanggar perjanjian itu bahwa kita akan bertemu membahas perkap di TF. Aku hanya memenuhi keinginan yang lain dan menyakiti saudaraku sendiri dengan tidak menepati janji. Af1 jiddan.
Satu puisi mengantar kepergian kedua almarhum:
Di Atas Pemakaman
Orang-orang tertunduk dan terdiam
Mengiringi keranda
Ada mayat terbujur didalam keranda itu
Manusia hanya menunggu digotong
Menuju pemakaman
Tiada pernah mereka sangka
Akan menjadi apa setelah nantinya
Di alam baka akan berbeda
Dengan segala kehidupan dunia
Orang-orang tertunduk
Menatap mayat terbujur
Dibaringkan
Diselimuti tanah-tanah
Asal manusia dari tanah
Handai tolan menitikan embun dimata
Hanya sepenggal sandiwara dunia
Melepas yang mati digundukan tanah nyata
Lantunan adzan melepas penghabisan tatapan
Tabur bunga menyelimuti makam
Hujan doa ampunan dan harapan
Tercurahkan kepada Dzat Maha Segala
*Pemimpin Umum LSO Penerbitan Tazkia SKI FSSR UNS
0 Comments:
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda