Lejitkan Diri dengan Diskusi

Lejitkan Diri dengan Diskusi

Oleh: Ngadiyo*

Tulisan ini sebagai refleksi Dr Tazkia yang dipersembahkan oleh Litbang LSO Penerbitan Tazkia SKI FSSR UNS dengan tema“Pengemasan Fenomena FPI di Media Masa”

Mengawali suatu yang baru dalam sebuah kegiatan itu tidak mudah. Itu yang saya rasakan. Terlebih dalam berorganisasi. Menjadi hal yang baru, namun penuh tantangan bagi saya diamanahkan menjadi Koordinator LSO Penerbitan Tazkia SKI FSSR UNS. Sebuah lembaga Semi Otonom yang bergerak di bidang penulisan dan penerbitan islami. Saya memahami dan menyadari bahwa manusia senantiasa terus berpikir, tiada pernah akan berhenti dalam berpikir, merenung, merencanakan, berkreasi dan melihat fenomena yang muncul disekitarnya. Sehingga salah satu bidang di Tazkia yaitu Litbang menggugah dalam penajaman kritis serta menambah tsaqofah dalam berbagai isu terkini didedahkan dalam program rutin ”Dr Tazkia” (baca: Diskusi Rutin) yang diselenggarakan sudah dua kali di lingkungan kampus Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS Surakarta.

Pada hari Jum’at tanggal 27 Juni 2008 Litbang Tazkia melakukan gebrakan dalam persembahan Dr.Tazkianya. Team Solid ini mengangkat tema diskusi yaitu ”Pengemasan Fenomena Front Pembela Islam (FPI) di media massa” dengan menghadirkan pembicara seorang mahasiswa Jurusan Sastra Inggris, aktivis dakwah kampus dan berbagai organisasi yang digelutinya, saudara Junaidul Fitriono. Sungguh menjadi kehormatan bagi saya, saudara Havid P sebagai koordinator Litbang Ikhwan meminta saya untuk menjadi moderator pada diskusi yang diselenggarakan di depan Lobi Gedung II FSSR UNS dengan duduk lesehan sejauh mata memandang kehidupan mahasiswanya.

Jam 13.30 acara dimulai. Saya mengantarkan berbagai fenomena yang di media masa terutama di TV pada penayangan-penayangan tindakan yang dinilai anarkis oleh FPI. Banyak kejadian represif dari sudut pandang masyarakat awam terhadap apa yang dilakukan FPI sebagai salah satu gerakan Islam untuk menegakan Islam dengan menyerukan Amar Ma’ruf nahi munkar. Sebelum saya memberikan waktu sepenuhnya kepada pembicara dalam penyampaian tema diskusi, saya menyebutkan kalimat untuk membuka wacana bahwa ”apabila umat islam mampu mencegah kemunkaran dengan tangan kenapa tidak? Karena punya kekuatan”.

Penyampaian Materi diskusi oleh Saudara Junaidul Fitriono memberikan pemahaman mulai dari kasus Monas 1 Juni 2008, Kenaikan BBM, Ahmadiyah sampai hal-hal urgen dalam sebuah media untuk mewujudkan kepentingannya. Disamping itu, kita semua juga harus kritis dan jeli dalam menerima berita. Jangan sampai menerima berita hanya didengar secara mentah saja. Gunakan chek and rechek dan selektif dalam menerima sebuah berita.

Antusias para peserta diskusi dengan berbagai pernyataan dan pertanyaan yang menajamkan menjadi wahana menggugah berpikir kritis sekaligus menambah berbagai informasi yang sedang hangat dibicarakan sebagai opini publik. Acara diskusi berahir saat adzan salat ashar dikumandangkan.

Dengan diskusi pasti semangat untuk berpikir, menggali informasi, menganalisis sebuah masalah akan bisa dengan bijak disikapi menuju intelektualitas yang mumpurni. Saya ingin terus mendorong semua mahasiswa di lingkungan Fakultas Sastra dan Seni Rupa supaya pola diskusi semacam ini ditumbuhkembangkan. Pacu intelektualitas sebagai kenikmatan belajar.

*Pemimpin Umum LSO Penerbitan TAZKIA SKI FSSR UNS

0 Comments:

Post a Comment



Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Blogger Template by Blogcrowds.