Seabad Mohammad Natsir, Mengenang Sosok Da'i Negarawan yang Tangguh
Oleh : Ngadiyo

Mengenang Alm. Mohammad Natsir tepat tanggal 17 Juli 2008 mencapai usia satu abad. Ia tidak hanya dikenal sebagai politisi, Perdana Menteri, Menteri Penerangan, Politisi ulung, sekaligus ulama di dunia Islam. Beliau sangat konsisten dalam memperjuangkan keutuhan bangsa, mengenalkan posisi Indonesia di mata internasional sampai sikap politik yang berprinsip kepada penegakan kebenaran dan keadilan. Sehingga langkah-langkahnya berseberangan dengan Presiden Soekarno sampai mendekam di penjara beberapa tahun karena beliau ingin menyelamatkan bangsa dari pengaruh komunisme dan demokrasi terpimpin yang tidak sehat.

Mohammad Natsir lahir di kampung Jembatan Berukir, Alahan Panjang, Sumatra Barat, 17 Juli 1908. Ayahnya Idris Sutan Saripado adalah pegawai juru tulis kontrolir dikampungnya. Beliau lahir dari seorang wanita salihah, Khadijah. Natsir dibesarkan dalam suasana keserdehanaan dan dilingkungan yang taat beribadah. Semangat mengaji terus tumbuh mulai kecil, walau Natsir sendiri mengenyam pendidikan barat, ghirah dalam menuntut ilmu agama tiada pernah lekang dan terus ingin mendalami Islam. Pendidikannya dimulai di HIS (Holland Inlandische School) Adabiyah, Padang kemudian pindah di HIS Solok, disanalah ia menghabiskan waktu menuntut ilmu. Pagi hari di HIS, sore di Madrasah Diniyah dan malam hari mengaji ilmu-ilmu Islam dan bahasa Arab.

Tamat dari HIS, Natsir melanjutkan pendidikannya di MULO (SMP) (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) Padang, dan di MULO-lah awal ia aktif berorganisasi di Jong Islamieten Bond (JIB) atau Perkumpulan Pemuda Islam cabang Sumatra Barat bersama Sanoesi Pane. Organisasi ini awalnya bergerak menentang para misionaris kristen sehingga JIB banyak melakukan konterpropaganda supaya aktivitas mereka tidak meresakan umat Islam di wilayah Sumatra Utara.


Natsir selalu haus ilmu, sehingga tamat dari MULO keinginan melanjutkan studi berlanjut. Ia mendapat beasiswa studi di AMS (Algemere Middlebare School) A-II setingkat SMA di Bandung karena kecerdasan intelektualnya. Di Bandung ia berkenalan dengan tokoh-tokoh ternama seperti H. Agus Salim dari Syarekat Islam dan Ahmad Soorkaty yang mendirikan organisasi Al-Irsyad Al-Islamiyah. Dua tokoh itulah yang berpengaruh besar dalam karir dakwah Natsir, disamping ada inspirator lain seperti Haji Syekh Muhammad Amin Al-Husaini, Imam Asy Syahid Hasan Al-Banna, dan Imam Hasan Al-Hudhaibi.

Natsir merupakan organisator dan negarawan ulung. Karir politiknya mencuat setelah bergabung dengan organisasi Persatuan Islam (Persis) setelah banyak bergaul dan belajar dengan A. Hasan selaku aktivis Persis. Banyak pihak kagum atas kiprah, semangat juang, da'i yang tidak pernah lelah untuk menyerukan kalimatullah di muka bumi, baik di Indonesia maupun di dunia Islam. Natsir dan rekan seperjuangannya terus membela Islam, memperjuangkan dasar negara berdasarkan sistem Islam, karena negara tidak bisa dipisahkan dengan agama, beliau sangat anti sekularisme. Penentangan dari pihak-pihak yang menghina Islam, para kaum misionaris dan Yahudi serta lawan-lawan poltiknya selalu diatasi dengan tegas, bijak dan berwibawa.

Mohammad Natsir sangat dihormati oleh dunia Islam, ia adalah ulama, da'i militan yang tidak pernah menyerah dengan lawan, selalu membela kebenaran. Seperti yang pernah ia lakukan terhadap masalah Palestina, berkiprah di kancah internasional, dan ia selalu sederhana dalam bernampilan.

Mengenang seabad Mohammad Natsir, tidak akan lepas dari kiprah beliau yang banyak bergelut di berbagai organisasi dengan jabatan strategis. Berikut ini beberapa jabatan yang pernah diamanahkan kepada sosok da'i dan sekaligus negarawan ulung, Mohammad Natsir:

  1. Ketua Jong Islamieten Bond, Bandung.
  2. Mendirikan dan mengetuai Yayasan Pendidikan Islam di Bandung.
  3. Direktur Pendidikan Islam, Bandung.
  4. Menerbitkan majalah Pembela Islam, dalam melawan propaganda misionaris Kristen, antek-antek penjajah dan kaki tangan asing.
  5. Anggota Dewan Kabupaten Bandung.
  6. Kepala Biro Pendidikan Kota Madya (Bandung Shiyakusho).
  7. Memimpin Majelis Al Islam A'la Indunisiya (MIAI).
  8. Menjadi pimpinan Direktorat Pendidikan, di Jakarta.
  9. Sekretaris Sekolah Tinggi Islam (STI) Jakarta.
  10. Anggota Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)
  11. Anggota MPRS.
  12. Pendiri dan pemimpin partai MASYUMI (Majlis Syuro Muslimin Indonesia). Dalam pemilu 1955, yang dianggap pemilu paling demokratis sepanjang sejarah bangsa, Masyumi meraih suara 21% (Masyumi memperoleh 58 kursi, sama besarnya dengan PNI. Sementara NU memperoleh 47 kursi dan PKI 39 kursi). Capaian suara Masyumi itu belum disamai, apalagi terlampaui, oleh partai Islam setelahnya, hingga saat ini.
  13. Menentang pembentukan Republik Indonesia Serikat (RIS) oleh Belanda dan mengajukan pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal ini dikenal dengan Mosi Integrasi Natsir. Akhirnya RIS dibubarkan dan seluruh wilayah Nusantara kecuali Irian Barat kembali ke dalam NKRI dengan Muhammad Natsir menjadi Perdana Menteri-nya. Penyelamat NKRI, demikian presiden Soekarno menjuluki Natsir.
  14. Menteri Penerangan Republik Indonesia.
  15. Perdana Menteri pertama Republik Indonesia.
  16. Anggota Parlemen. Penentang utama sekulerisasi negara, pidatonya "Pilih Salah Satu dari Dua Jalan; Islam atau Atheis" di hadapan parlemen, memberi pengaruh yang besar bagi anggota parlemen dan masyarakat muslim Indonesia.
  17. Anggota Konstituante.
  18. Menyatukan kembali Aceh yang saat itu ingin berpisah dari NKRI.
  19. Mendirikan dan memimpin Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII), yang cabang-cabangnya tersebar ke seluruh Indonesia.
  20. Wakil Ketua Muktamar Islam Internasional, di Pakistan.
  21. Aktif menemui tokoh, pemimpin dan dai di negara-negara Arab dan Islam untuk membangkitkan semangat membela Palestina.
  22. Anggota Dewan Pendiri Rabithah Alam Islami (World Moslem League), juga pernah menjadi sekjennya. Natsir adalah pemimpin dunia Islam yang amat dihormati—Sekretaris Jenderal Rabitah Alam Islami meminta hadirin berdiri saat pak Natsir memasuki ruang sidang organisasi dunia Islam itu.
  23. Anggota Majelis Ala Al-Alamy lil Masajid (Dewan Masjid Sedunia).
  24. Presiden The Oxford Centre for Islamic Studies London.
  25. Pendiri UII (Universitas Islam Indonesia) bersama Moh. Hatta, Kahar Mudzakkir, Wahid Hasyim, dll. Juga enam perguruan tinggi Islam besar lainnya di Indonesia.
  26. Ketika presiden Soeharto kesulitan menuntaskan konforontasi Indonesia-Malaysia (yang dimulai presiden Soekarno), berkat bantuan dan jasa hubungan baik Natsir dengan Perdana Menteri (PM) Tengku Abdul Rahman, Malaysia membuka diri menyelesaikan konfrontasi, dan Letjen TNI Ali Moertopo, Asisten Pribadi (Aspri) Presiden Soeharto, diterima/berunding pejabat Malaysia.
  27. Berkat jasa hubungan baik Natsir dengan PM Fukuda juga, pemerintah Jepang bersedia membantu Indonesia setelah perekonomian negara ambruk di masa Orde Lama dan setelah pemberontakan G 30 S/PKI.
  28. Karena jasa baik dan pengaruh ketokohan DR. Muuhammad Natsir pula, Presiden Soeharto diterima di negara-negara Timur Tengah dan Dunia Islam. Natsir adalah anak bangsa Indonesia yang pernah menjadi tokoh Dunia Islam yang begitu dihormati sepanjang sejarah Indonesia—bahkan sampai sekarang. (www.penamuslim.com)

Disamping mahir berorganisasi sehingga menjadi negarawan ulung, beliau adalah seorang pendidik sehingga menjabat dalam berbagai posisi strategis. Mohammad Natsir sangat cinta kepada Islam. Ia adalah seorang da'i yang mendidik umat, memperhatikan kemaslahatan dan terus mengabdikan dirinya dijalan dakwah. Disamping itu, ia seorang cendekiawan yang intelektualnya ditasbihkan dalam tulisan. Mulai berdakwah lewat Majalah Pembela Islam, Majalah Pandji Islam dan banyak berkarya dalam dunia perbukuan untuk selalu mewariskan tsaqafah-nya. Hampir semua buku yang ia tulis berbahasa Arab yang bernuansa Islami. Hal ini menunjukkan betapa besar perhatian pada dinul Islam sebagai agama penyempurna dan paripurna.

Karya-karya Mohammad Natsir antara lain: Fiqhud Da'wah (Fikih Dakwah), Ikhtaru Ahadas Sabilain (Pilih Salah Satu dari Dua Jalan), Shaum (Puasa), Capita Selecta I, II, dan III, Dari Masa ke Masa, Agama dalam Perspektif Islam dan masih banyak lagi. (Dikutip dari buku "Mereka Yang Telah Pergi" karya Abdullah Al-'Aqil dan Majalah Al-Mujtama' Edisi 3).

Perjalanan hidup Mantan Perdana Mentri RI terus berlawanan dengan pihak yang tidak senang dengan pandangan politik dan kebijaksanaannya. Walaupun ia sangat mati-matian memperjuangkan nasib dan kepentingan umat, bangsa dan negara. Sebagai contoh ia terkenal dengan Mosi Integral yang menyatukan keutuhan NKRI, kiprah di dunia pendidikan juga dengan getol ia lakukan dengan mendirikan sekolah-sekolah dan perguruan tinggi Islam. Dunia mengakuinya, namun di negerinya sendiri mulai dari rejim Soekarno dan Soeharto telah memandang sebelah mata. Ia beberapa kali masuk penjara, berjuang diputan-hutan dan sampai dilarang pergi keluar negeri oleh pemerintahan Soeharto karena ketokohannya yang sangat disegani dan dihormati di kancah perpolitikan Islam.

Kini Mohammad Natsir telah wafat. Namun semangat juang untuk meneggakan kalimatullah, bertauhid, selalu membahana dihati orang-orang yang mencintainya sebagai penerus perjuangan dakwah ini. Mohammad Natsir, dikenal dengan keserdehanaan hidup, kecerdasan intelektul, piawai dalam berpidato yang sangat menyentuh, organisator handal, kerja keras pantang menyerah dalam berdakwah, tauhidnya yang lurus menjadikan dirinya menjadi tokoh Nasional yang diakui dunia dan terus mengabdi demi kepentingan umat. (www.muslimdaily.net)

Lejitkan Diri dengan Diskusi

Oleh: Ngadiyo*

Tulisan ini sebagai refleksi Dr Tazkia yang dipersembahkan oleh Litbang LSO Penerbitan Tazkia SKI FSSR UNS dengan tema“Pengemasan Fenomena FPI di Media Masa”

Mengawali suatu yang baru dalam sebuah kegiatan itu tidak mudah. Itu yang saya rasakan. Terlebih dalam berorganisasi. Menjadi hal yang baru, namun penuh tantangan bagi saya diamanahkan menjadi Koordinator LSO Penerbitan Tazkia SKI FSSR UNS. Sebuah lembaga Semi Otonom yang bergerak di bidang penulisan dan penerbitan islami. Saya memahami dan menyadari bahwa manusia senantiasa terus berpikir, tiada pernah akan berhenti dalam berpikir, merenung, merencanakan, berkreasi dan melihat fenomena yang muncul disekitarnya. Sehingga salah satu bidang di Tazkia yaitu Litbang menggugah dalam penajaman kritis serta menambah tsaqofah dalam berbagai isu terkini didedahkan dalam program rutin ”Dr Tazkia” (baca: Diskusi Rutin) yang diselenggarakan sudah dua kali di lingkungan kampus Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS Surakarta.

Pada hari Jum’at tanggal 27 Juni 2008 Litbang Tazkia melakukan gebrakan dalam persembahan Dr.Tazkianya. Team Solid ini mengangkat tema diskusi yaitu ”Pengemasan Fenomena Front Pembela Islam (FPI) di media massa” dengan menghadirkan pembicara seorang mahasiswa Jurusan Sastra Inggris, aktivis dakwah kampus dan berbagai organisasi yang digelutinya, saudara Junaidul Fitriono. Sungguh menjadi kehormatan bagi saya, saudara Havid P sebagai koordinator Litbang Ikhwan meminta saya untuk menjadi moderator pada diskusi yang diselenggarakan di depan Lobi Gedung II FSSR UNS dengan duduk lesehan sejauh mata memandang kehidupan mahasiswanya.

Jam 13.30 acara dimulai. Saya mengantarkan berbagai fenomena yang di media masa terutama di TV pada penayangan-penayangan tindakan yang dinilai anarkis oleh FPI. Banyak kejadian represif dari sudut pandang masyarakat awam terhadap apa yang dilakukan FPI sebagai salah satu gerakan Islam untuk menegakan Islam dengan menyerukan Amar Ma’ruf nahi munkar. Sebelum saya memberikan waktu sepenuhnya kepada pembicara dalam penyampaian tema diskusi, saya menyebutkan kalimat untuk membuka wacana bahwa ”apabila umat islam mampu mencegah kemunkaran dengan tangan kenapa tidak? Karena punya kekuatan”.

Penyampaian Materi diskusi oleh Saudara Junaidul Fitriono memberikan pemahaman mulai dari kasus Monas 1 Juni 2008, Kenaikan BBM, Ahmadiyah sampai hal-hal urgen dalam sebuah media untuk mewujudkan kepentingannya. Disamping itu, kita semua juga harus kritis dan jeli dalam menerima berita. Jangan sampai menerima berita hanya didengar secara mentah saja. Gunakan chek and rechek dan selektif dalam menerima sebuah berita.

Antusias para peserta diskusi dengan berbagai pernyataan dan pertanyaan yang menajamkan menjadi wahana menggugah berpikir kritis sekaligus menambah berbagai informasi yang sedang hangat dibicarakan sebagai opini publik. Acara diskusi berahir saat adzan salat ashar dikumandangkan.

Dengan diskusi pasti semangat untuk berpikir, menggali informasi, menganalisis sebuah masalah akan bisa dengan bijak disikapi menuju intelektualitas yang mumpurni. Saya ingin terus mendorong semua mahasiswa di lingkungan Fakultas Sastra dan Seni Rupa supaya pola diskusi semacam ini ditumbuhkembangkan. Pacu intelektualitas sebagai kenikmatan belajar.

*Pemimpin Umum LSO Penerbitan TAZKIA SKI FSSR UNS

HOMOSEKSUAL

HOMOSEKSUAL:
Antara Cinta, Pilihan Hidup dan Fitrah Manusia



Ngadiyo*
Email: temanengadiyo@yahoo.com


Pengantar

Anugerah Tuhan yang diberikan manusia dengan memiliki keunggulan untuk berpikir dari makhluk lainnya merupakan alat analisa dalam menentukan pilihan hidup. Akal disinilah perannya dalam proses menentukan sesuatu sebelum bertindak. Namun perasaan yang kuat kadang membuat pikiran manusia kalah untuk berpikir ulang. Kebijaksanaan dalam menentukan sebuah tindakan yang seharusnya diimbangi sifat-sifat ketuhanan menjadi pijakan keputusan.
Adalah perilaku homoseksual. Sebuah rasa, dalam ilmu kejiwaan dijabarkan menjadi perilaku yang cenderung memiliki rasa suka terhadap sesama jenis. Bagi sesama pecinta pria disebut gay. Sedangkan bagi sesama wanita yang memiliki orientasi tersebut dinamakan lesbian. Penulis akan menggunakan istilah kaum gay untuk para pecinta sesama pria dan kaun lesbian untuk sesama pecinta wanita. Kaum gay dan lesbian sering dianggap aneh perilakunya. Hal ini banyak faktor yang menjadikan orang bisa berperilaku seperti itu.
Tulisan ini akan menyoroti seputar cinta sesama jenis, perilaku homoseksual sebagai pilihan hidup, dan fitrah manusia sebagai makhluk Tuhan Dzat Maha Segala, Allah Swt.


Tiupan Rasa Cinta

Keagungan Pencipta manusia yang memiliki kesempurnaan rasa telah ditiupkan kepada makhluk-Nya yaitu manusia. Perasaan ingin mencintai dan dicintai, kasih-mengasihi, cemburu, tolong-menolong, rindu dan masih banyak lagi jenis perasaan yang sekali lagi telah ditiupkan Allah Swt di hati manusia. Ibnu Qayyim Al-Jauziyah (2007 :7) menjelaskan salah satu jenis cinta yaitu kasih sayang (al-mahabah) dari beberapa pendapat sebagai berikut:
Kasih sayang artinya kecenderungan secara total kepada orang yang dicintai,kemudian engkau rela mengorbankan diri, nyawa dan hartamu demi dirinya, kemudian engkau mengikutinya secara sembunyi atau terang-terangan. Ada yang berpendapat, usahamu untuk membuat sang kekasih menjadi ridha. Ada yang berpendapat, tenang tapi gundah, gundah tapi tenang. Hati menjadi gundah kecuali setelah berdekatan dengan sang kekasih, hati menjadi gundah kecuali setelah berdekatan dengan sang kekasih.
Intinya Allah Swt telah meniupkan segala rasa atas kehendak-Nya kepada umat manusia. Hal ini sangat erat kaitannya karena ciptaan Tuhan adalah menyifati Penciptanya. Sehingga nama-nama baik Allah (asmaul husna) ingin sekali manusia memperolehnya.
Sebagai ilustrasi rasa cinta yang sesungguhnya adalah perjuangan seorang ibu dari mulai mengandung, melahirkan sampai membesarkan anak-anaknya. Ibu adalah jembatan lahirnya sosok manusia. Ibu mengandung bayi kurang lebih sembilan bulan pada umumnya. Waktu yang tidak sedikit dengan banyak pengorbanan baik tenaga, pikiran untuk senantiasa menjaga bayi yang ada dalam kandungan, asupan nutrisi supaya bayinya sehat dan berkembang dengan normal, aspek mental supaya senantiasa optimis selama mengandung dan masih banyak lagi perjuangan ibu yang sedang mengandung bayi. Inilah perjuangan sejati seorang ibu. Bukan karena ingin dipuji atau sudah menjadi tugasnya semata-mata sebagai kaum wanita, namun karena satu kata yaitu karena cinta.
Banyak ibu-ibu yang menanggung aib saat mengandung, misal karena hubungan diluar nikah bagi yang masih berpegang pada norma. Walau ada juga melakukan kumpul kebo (cohabitation) dalam masyarakat yang sudah dianggap lumrah bahkan membudaya karena adanya kesepakatan atau buah budi (pengertian budaya menurut Ki Hajar Dewantara) di lingkungannya. Namun secara hati nurani, mengandung adalah sebagai wujud cinta sepasang suami-istri untuk meneruskan generasi keturunannya. Lubuk hati manusia yang paling dalam kalau belum mati pasti selalu berkata jujur.
Saat melahirkan, ibu merasakan sakit yang luar biasa. Nyawa adalah taruhannya. Tidak main-main, walau kadang dengan pertimbangan medis bisa dengan operasi sesar. Tangisan bayi menggema, ibu pun dengan suka cita, senyum merekah natural ingin segera melihat perlengkapan tubuh bayinya. Ibu memeriksa jumlah tangan, kaki beserta jarinya, alat-alat indra hidung ,telinga, bibir, alat pembuangan (anus, penis atau vagina) dan mata bayinya. Kegembiraan luar biasa terpancar dari wajah ibu walau darah bersalin masih segar menetes deras dari rahim ibu. Itu semua hilang saat buah hatinya memiliki kelengkapan tubuh yang sempurna. Pujian kepada Tuhan Sang Pencipta, Allah Swt diucapkannya.
Setelah beberapa hari, ibu merawat bayi dengan kesungguhan. Hingga masa anak-anak dan dewasa. Keinginan setiap orang tua pasti supaya anaknya menjadi anak yang baik. Itulah satu ilustrasi cinta sejati orang tua kepada anaknya.
Setelah anak-anak memasuki tahapan usia dengan perkembangan mental, jiwanya memiliki kepekaan melihat, mendengar dalam memahami apa yang terjadi pada dirinya sendiri maupun yang ada disekelilingnya. Munculnya perasaan yang kodrati yaitu menyukai lawan jenis dalam hasrat dan kemudian pada konteks budaya tertentu akan berujud pacaran dengan berbagai macam modelnya. Hal itu semua karena cinta yang berpengaruh pada perilaku manusia untuk menyalurkan fitrahnya. Inilah salah satu tiupan perasaan yang dimiliki manusia dari Allah Swt.
Memang sudah fitrah yang dimiliki manusia dengan menyukai hal yang indah karena ada tiupan rasa keindahan dalam hati yang secara simultan semua alat-alat tubuh dan jiwa menikmati keindahan fisik manusia. Kenikmatan fisik akan menuju kenikmatan angan-angan Melihat manusia indah baik tampan maupun cantik dalam menikmatinya akan berpengaruh dalam tindakan dalam bentuk apapun. Baik yang suka terhadap lawan jenis dan sebaliknya atau bahkan memiliki orientasi seksual keduanya.

Cinta dan Hawa Nafsu

Sekalipun manusia yang memiliki hasrat cinta terhadap yang disukainya dalam bentuk apapun selalu diiringi nafsu. Keinginan yang dikuatkan dengan perasaan sehingga munculah tindakan dengan rasa ikhlas. Kuatnya dorongan perasaan melebihi pikiran akan berakibat fatal apabila tidak disertai pedoman hidup yang telah digariskan oleh Dzat Maha Segala. Manusia butuh mengadu akan berbagai masalah dengan keluh kesah yang menimpanya. Dia-lah Allah Swt tempatnya.
Apabila cinta yang telah dimiliki sepasang suami istri, ini adalah cinta pada tahap pengesahan dimuka agama, masyarakat dan Allah swt melalui perkawinan tentunya. Walau sudah marak tentang kumpul kebo seperti yang dijelaskan diatas. Apalagi kalau cintanya tidak dikontrol dengan melampiaskannya pada sesama jenis. Ini juga sebuah tiupan perasaan menyukai sesama jenis yang dipengaruhi oleh syetan. Jadi manusia wajib berlindung dari godaan syetan yang terkutuk supaya cinta dan hawa nafsunya terkendali dan bisa diperangi oleh dirinya sendiri. Inilah menjadi perang yang dahsyat untuk mengalahkan emosi akan pengaruh jahat. Dalam Al-Qur’an sudah jelas ada dua kecenderungan jiwa yaitu akan berbuat baik atau buruk. Akal dan hati serta imanlah yang akan memutuskan perbuatan yang direncanakan menjadi realita.
Kaum gay dan lesbi berkeyakinan bahwa hubungan sesama jenis adalah sudah given. Mereka melakukannya atas dasar cinta, sehingga kebahagiaan didapatkan dengan memilih hidup sebagai kaum homoseksual. Penulis pernah menghadari dua kali acara berkaitan dengan masalah homoseksual. Pertama, pada tahun 2005 STAIN Purwokerto bekerja sama dengan STAIN Semarang mengadakan diskusi dan launching majalah dengan tema yang sangat bom bastis, tutur salah seorang pembicara yang sekaligus sebagai ketua program jurusan pada salah program di institusi itu. Menjadi satu hal sedikit menyinggung akal sehat saya. Mengapa para mahasiswa yang kuliah di lembaga islam telah lancang menafsirkan kitab suci Al-Qur’an secara ngawur berdasrkan logika bodoh tanpa ada referensi valid bisa mengatakan bahwa perkawinan homoseksual itu perlu dihalalkan. Pandangan ulama moderat katanya perlu melakukan hal itu. Padahal larangan melakukan hubungan sesama jenis itu sudah qath’i, sudah ditetapkan oleh Allah lewat firman-Nya bahwa perbuatan itu dilaknat. Bahkan Sabda Nabi Muhammad Saw berkaitan dengan masalah homoseksual, pelakunya supaya dibunuh saja. Beberapa sahabat ada yang berpendapat dibakar hidup-hidup, dijatuhkan dari bangunan yang tinggi dan ada pula yang dihukum gantung seperti yang telah dilakukan oleh pemerintahan Iran.
Kecaman akan hak asasi manusia dalam perilaku homoseksual terus berlangsung agar perbuatan itu menjadi wajar saja. Namun tetap saja semua agama telah mengharamkan, tidak hanya islam. Walau pemikiran liberal yang ingin merevisi kitab suci masing-masing menjadi argumen kuat bagi mereka.
Penulis melihat melakukan perbuatan apapun sebagai hak individu memang adalah hak asasi bagi setiap orang termasuk perbuatan homoseksual. Namun apakah itu semua menjadi tujuan hidup manusia yang ingin memperoleh kebahagiaan sejati? Salah satu pembicara sekaligus penulis majalah STAIN dengan judul fenomenal ”Indahnya Perkawinan Homoseksual” mengatakan bahwa misalnya seorang gay ditunjukan wanita telanjang maka kelelakiannya tidak akan terangsang. Begitu pula yang diungkapkan oleh ketua Gesang (sebuah organisasi kaum gay di Solo) saat saresehan ”Gay dalam mengantisipasi HIV/AIDS di FISIP UNS tahun 2007) mengatakan sebagai jawaban apakah seorang gay bisa punya anak? Jawab ketua Gesang yang bernama Slamet Raharjo, ”bisa kalau saat bersetubuh membayangkan pria”. Penulis kaget mendengar penuturannya. Memang benar seorang gay tidak terangsang melihat wanita molek? Terangsang kalau melihat pria tampan dan seksi mungkin pikir penulis.
Ketua Gesang sendiri menyikapi penanggulangan HIV AIDS bagi para gay adalah dengan melakukan hubungan seks yang sehat. Slamet Raharjo memaparkan hubungan seks yang sehat supaya terhindar dari penyakit mematikan itu adalah tidak dengan anal, oral seks tidak apa-apa atau menggunakan kondom. Penulis melihat bahwa hubungan seks sesama jenis tidak semata-mata karena cinta dan kasih-sayang. Kalau diamati dengan berbagai perbincangan yang telah penulis lakukan, bahwa mereka melakukan persetubuhan atau dengan istilah mentereng ”ML” (awas bukan judul film lho? )atas dasar suka-sama-suka atau hanya having fun saja. Dengan kata lain hanya sebagai penyaluran nafsu berahi belaka. Bahkan beberapa ada yang menjelaskan mereka punya pacar lain jenis, ada pula yang akan menikah dan yang lebih miris mereka telah berumah tangga dan memiliki momongan. Hal ini mengingatkan sebuah film Amerika ”Broke Back Mountain”. Sebuah film dengan problema homoseks pada tataran kausalitas yang cukup menyita perhatian penulis sendiri.

Melihat Sejarah Kaum Luth AS

Inilah salah satu wujud cinta dengan hawa nafsu yang dipengaruhi syetan. Sejarah bercerita bahwa jaman dahulu saat kaum Nabi Luth AS melakukan perbuatan yang belum pernah dilakukan oleh kaum sebelumnya, bahwa mereka telah dibisiki oleh syetan. Kaum nabi Luth adalah para pria yang memiliki penampilan fisik dengan tampan rupawan. Mereka memiliki kegemaran bermain burung merparti. Suatu saat negeri Sodom mengalami kekeringan yang panjang. Masyarakat pun semakin resah akan musibah yang menimpa mereka. Syetan berbisik supaya segera menghentikan kekeringan dengan melakukan tindakan homoseks. Kaum Sodom akhirnya melakukan perbuatan laknat itu dengan menyamun para pendatang dan berbuat senonoh kepada sesama jenis. Hal itu menjadi kebiasaan, datanglah utusan Allah Swt membawa berita kepada kaumnya supaya menikah dengan wanita-wanita suci bukan mendatangi pria. Namun dakwah yang dilakukan Nabi Luth malah dilawan. Bahkan kaumnya akan mengusir Luth beserta kaumnya. Allah yang Maha Kuasa atas kehendak-Nya, akhirnya kaum Luth yang tidak menaati perintah rasul-Nya ditimpa petaka dengan menjungkirbalikan bumi. Hancurlah kaum Sodom.

Reaksi Kaum Homoseksual terhadap Takdir

Apapun yang melanda perilaku kaum homoseksual dari berbagai sudut pandang telah mengalami pasang-surut konflik sosio-kultural. Dengan demikian penyikapan yang pada umumnya dianggap menyimpang, seiring dengan perkembangan zaman dengan serba-serbinya, arus model pemikiran yang beraneka ragam menggunakan penafsiran daya logika masing-masing yang meyakininya berakibat lain dengan implementasi norma-norma sosial. Begitu juga dengan masalah manusiawi ini. Kaum homoseksual bagi semua agama adalah sebuah perbuatan terlaknat, dikutuk oleh Tuhan. Masyarakat pun memandang hina, Dzat Maha Segala telah berkata demikian melalui firman-Nya. Namun pengaruh laju pemikiran dengan kebebasan tanpa batas pada kebijakan persetujuan sosial di area tertentu membuat pernyataan yang menggemparkan umum. Ini bisa dikatakan bahwa entah mulai kapan, perbuatan homoseksual mendapat perhatian lebih dari berbagai kalangan, baik yang ingin menghukum para pelakunya, membiarkan dengan pandangan sinis dan jijik, serta yang mendukungnya atas nama hak asasi.
Suatu hari penulis mencoba menyelidiki perkembangan homoseksual di Timur Tengah dengan menggunakan mesin pencari ”google”. Dengan tujuan mendapat berita-berita seputar homoseksual di negara-negara Islam. Satu berita penulis temukan tentang dua pelaku homoseksual sedang menjalani hukuman gantung di Iran. Dua orang gay. Mereka telah melakukan perbuatan itu karena diketahui publik sehingga pihak pemerintah Iran memutuskan hukuman gantung. Tentu dari kaca mata hukum yang berlaku demikian memang sudah sepantasnya menerima hukuman itu.
Kecaman datang bertubi-tubi dari LSM yang melindungi hak asasi para pecinta sesama jenis. Yang paling menonjol pada berita di web yang penulis baca waktu itu datang dari pihak LSM Belanda. Memang di negara-negara barat, perbuatan semacam itu sudah dianggap lumrah walau masih ada yang ingin menjauhinya hanya dengan alasan tertentu secara logis bagi mereka. Misalnya karena mementingkan generasi keluarga, harga diri, dan tentu agama yang dianut. Penentangan hukuman sampai mati bagi para pelaku homoseks bagi penentangnya adalah perbuatan yang melanggar HAM.
Beberapa kaum gay mengatakan bahwa kita sendiri juga tidak tahu mengapa kita diciptakan oleh Tuhan untuk menyukai sesama jenis. Ini sudah dari Tuhan. Takdir, papar para kaum gay dengan pembelaan perasaan kemanusiaan. Penulis melihat sekali lagi pasti ada kausalitas. Baik dari latar belakang intern maupun ekstern yang membuat mereka memiliki orientasi seperti itu.
Lebih-lebih bagi masyarakat yang telah menganggap perbuatan homoseksual adalah sudah dianggap normal. Disinilah akan muncul fenomena yang sekarang ini bisa dianggap biasa maupun lucu. Adalah perkawinan sesama jenis. Banyak LSM, para pemikir dari berbagai agama dengan dalih menggunakan kepintaran yang telah diperoleh untuk mendapatkan legitimasi bahwa perilaku homoseksual itu memang sudah takdir dari Tuhan. Tentu banyak yang pro dan kontra dengan sikap para pemikir ini. Penulis sendiri memahami akan sebuah perbuatan yang dilakukan manusia adalah hak asasi bagi pelaku.manusia bebas melakukan apa yang ingin dilakukan sesuai dengan kehendaknya. Walaupun pada akhirnya akan menimbang resiko kausalitas. Tapi bagi masyarakat yang semakin lama semakin terbuka dan apatis terhadap eksistensi tujuan hidup yang penulis sendiri melihat bahwa hidup ini hanya sementara di dunia. Ada kehidupan lain yang lebih kekal, yaitu akhirat dan inilah tujuan sejati hidup manusia di dunia menuju perjupaan dengan Pencipta. Menjadi prihatin bagi yang kontra dan tentu sebuah berita bahagia bagi para kaum gay dan lesbi. Banyak sekarang para pasangan homoseksual yang telah sah dimata hukum negara dengan melakukan pernikahan. Bahkan menurut penulis adalah sebuah tindakan gila, karena para kaum gay dan lesbi ingin memperoleh anak. Benar-benar gila dan tidak waras. Jalan yang ditempuh oleh mereka dengan adopsi atau gay parenting (baca lebih lanjut di www.thinkandask.com atau www.orange.nl) dan ensiminasi. Pohon saja kalau mau berbuah ada faktor lain jenis, hewan pun demikian. Ini berarti kualitas martabat peradaban manusia dipertanyakan. Kadang perlu ditinjau kembali akan pernyataan kalau manusia adalah hewan yang berpikir.
Banyak juga dari kaum gay dan lesbi menggunakan kekuatan massa melakukan demonstrasi ingin mendapat kesetaraan dimata masyarakat dan hukum negara dan agama. Mereka menggembar-gemborkan HAM dan segala rupa atas dasar kemanusiaan.hal ini memang bersifat humanisme. Karena sebenarnya humanisme atau kemanusiaan adalah yang berada dalam konteks budaya dalam komunitas tertentu, papar Muhammad Muhyiddin. Baik di Indonesia lebih-lebih di negara yang beraneka macam.


Homoseksual sebagai Pilihan Hidup

Banyak yang menjalani kehidupan ini apa adanya. Waktu memang terus berjalan dan tentu tidak bisa diputar kembali. Manusia memiliki cipta, rasa dan karsa yang sempurna dibandingkan makhluk lain. Keindahan memuja rupa kadang memabukan dan membuat tergila-gila. Hal inilah yang menurut pandangan Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam penjelasannya bahwa para kaum homoseksual adalah kaum para pemuja rupa dan penampilan. Mereka sangat mengagumi penampilan fisik semata. Dan para kaum gay dan lesbi apabila sudah menjadi-jadi dalam hubungan sesama jenis berasumsi dan memutuskan hidupnya bahwa ini adalah pilihan hidup. Jadi mau bagaimana lagi papar kaum homoseksual. Erbe Sentanu menjelaskan bahwa perbuatan yang akan dilakukan manusia pasti dipikir dulu. Ada dua pikiran positif dan negatif, ”Pikiran positif yang rasanya enak berarti positif dan pikiran positif yang rasanya tidak enak berarti negatif (2007:98). Hargailah apa yang kita miliki walau kadang yang enak-enak itu belum tentu baik untuk ke depan dan juga sebaliknya. Jangan sampai terkecoh asal perbuatan dalam pikiran enak itu positif. Para kaum gay dan lesbi enak merasakan hubungan itu menurut mereka, tapi apakah hati nurani bisa berbohong?Walau masih juga yang terus berperang dalam hati dan jiwa mereka.
Kehidupan ini memang pilihan. Hanya ada dua pilihan, memilih yang baik atau yang sebaliknya. Silakan sendiri memutuskan dengan menggunakan rasio berpikir, perasaan dan apa yang dimiliki manusia dalam dirinya.
Pikiran kita menjadi panas menyangkut masalah ini. Inilah kehidupan dengan serba serbinya. Ada yang berpendapat bahwa kehidupan ini merupakan panas yang berasal dari instink (Ibnu Qayyim dalam Roh: 301).

Fitrah Manusia diciptakan Berpasang-pasangan

Sejak manusia pertama diciptakan oleh Allah Swt, yaitu Adam As yang lama tinggal di surga sendirian akhirnya Hawa diciptakan untuk mendampinginya. Dan akhirnya mendapatkan anak Qabil dan Habil. Setelah turun ke bumi, jumlah manusia beranak-pinak dengan kemajuan dalam berbagai hal. Inilah pertumbuhan dan perkembangbiakan manusia dan makhluk lainnya dengan senantiasa berpasang-pasangan. Apapun makhluknya kalau ingin melanjutkan generasinya pasti dilandasi dengan perkawinan beda jenis.
Allah Swt sudah berfirman yang beberapa kali penulis baca saat acara walimatul urs (upacara pernikahan) yaitu pada Surah Ar-Rum: 20-21. Simaklah dan pahamilah ayat-ayat Al-Qur’an dibawah ini:

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak”.

”Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”.

Menjadi perenungan manusia seutuhnya terhadap keberadaan sesungguhnya sebagai makhluk Allah Swt. Fitrah manusia diciptakan laki-laki dan perempuan. Walau beberapa fenomena ada manusia yang berkelamin ganda sehingga mengalami beban kejiwaan untuk memutuskan menjadi laki-laki atau perempuan. Banyak pula pria yang ingin menjadi wanita. Baik yang berkelakuan, berpenampilan, orientasi seksual, bahkan ada yang memutuskan untuk operasi kelamin. Ini sudah menyalahi fitrah. Penulis menekankan bahwa mereka yang menyalahi fitrah adalah manusia yang tidak menggunakan akal, pikiran dan perasaan yang bijak dalam memutuskan pilihan hidup. Walau hidup ini pilihan, tergantung dari yang memilih mau menjadi apa hidup ini.
Allah Swt menegaskan tentang segala sesuatu atau capaian yang diperoleh manusia dalam kehidupan di dunia. Pahamilah ayat di bawah ini,

”Dan, bahwa seorang manusia tidak memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.” (An-Najm;39)
Manusia seharusnya melakukan tafakur dan tadzakur dalam hidup ini. Ibnu Qayyim Al-Jauziyah menjelaskan bahwa Tadzakkur artinya mengambil pelajaran dan tafakkur berarti memikirkan atau mengamati. Sudah kita melakukannya? Alangkah bahagianya hidup ini dengan senantiasa terjaga dari semua perbuatan dosa. Nikmat sesungguhnya mencapai kesempurnaan iman.
Kaum homoseks lebih lanjut oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyah (2004: 24) dijelaskan bahwa mereka adalah musuh fitrah yang suci. Allah menegaskan akan betapa kotornya perbuatan mereka dengan menyatakan bahwa kaum homoseks adalah penentang fitrah yang Allah telah menciptakan kaum lelaki diatas fitrah tersebut. Mereka juga telah membalik naluri yang sudah Allah susun bagi kaum laki-laki yaitu ketertarikan kepada wanita, bukan kepada sesama lelaki, dan juga para kaum lesbian.

Penutup

Perbuatan kaum gay dan lesbi menjadi perbincangan yang banyak dianggap menjijikan, hina dan dicemooh. Hal ini adanya sosio-kultural yang masih berpegang pada norma. Proporsi masalah yang bermula dari perbuatan kaum Luth ini sangat ditentang bagi yang berpegang pada keyakinan bahwa hal itu memang dilaknat Allah Swt. Tapi disisi lain para kaum homoseksual memandang bahwa perbuatan ini adalah sudah takdir dan menjadi pilihan hidup.
Perjuangan HAM dalam masalah ini terus sampai sekarang disuarakan bagi para pecinta sejenis untuk meraih kesetaraan dalam sosial dan hukum termasuk ingin merevisi hukum Tuhan bagi para pemikir yang tidak bijak. Hal ini sungguh tidak menyebabkan kebahagian sejati manusia hidup di dunia sementara. Akhirat adalah tujuan nyata, karena berbagai hal yang menyebabkan suatu kejadian itu baik dan buruk tergantung dari upaya manusia.
Hendaklah selalu berpegang kepada tali agama Allah dan memohon perlindungan dari godaan syetan yang terkutuk supaya terhindar dari bisikan syetan untuk menyukai sesama jenis.

Daftar Pustaka

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. 2004. Dosa Homoseks: Gunung pun Hancur Karenanya. Solo: Al-Qowam.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. 2007. Taman Orang-Orang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu.Jakarta: PT Darul Falah.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. 2008. Madarijus Salikin: Pendakian Menuju Allah. Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah.2008. Roh. Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar.
Muhyidin, Muhammad. Tanpa tahun. Remaja Pubertas di Tengah Arus.Bandung: Mujahid Press.
Sentanu, Erbe. 2007. Quantum Ikhlas. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

* Mahasiswa Jurusan Sastra Inggris, Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret Surakarta

Melepas Kepergian Akh. Silman dan Akh. Adi Wardhana

Ngadiyo*

Sebuah ungkapan atas berpulangnya Akh. Silman (Hukum)

dan Akh. Adi Wardana (Ekonomi) kepangkuan Illahi.

Pagi ini hatiku, jiwaku, bulu kudugku berdiri. Air mataku mengembun saat membuka sms dari Akh. Wahyudi (Ketum SKI FSSR UNS),

”Innalillahiwa innailaihi rojiun, Akh Adi Wardhana/Eknmi dan Akh Silman/hukum telah berpulang ke rahmatullah karena tenggelam di WNGRI”.

Berbincang sebelum menerima sms itu, Akh Edi (teman satu asrama TF) yang sedang menonton film ”The Pursuit of Happyness” tiba-tiba menyetop adegan demi adegan film motivasi itu. Beliau memberitahuku tentang berita duka itu. Namun aku hanya bengong saja sambil menyantap sarapan pagi. Seusai sarapan saat baru saja kakiku melangkahkan ke arah HP dan mataku tertuju pada layarnya, ada 1 sms received. Aku segera membukanya dan gemuruhlah nadi jantungku.

Kedua ikhwan itu telah berpulang kepangkuan illahi. Segera konfirmasi akan melayat dari beberapa ikhwan TF. Akhirnya aku dan Akh. Edi (Geografi) mengendarai sepeda motor menuju RSUD Wonogiri. Waktu salat dhuhur tiba, tibalah kami di RSUD Wonogiri dan langsung menuju kamar mayat bagian paling belakang rumah sakit. Aku melihat ada satu peti jenazah disana, mayat Akh. Adi Wardhana. Sementara mayat Akh. Silman sudah dibawa ke rumah duka di Wonogiri.

Seusai salat dhuhur, kami dan banyak ikhwan melaksanakan salat jenazah di masjid RSUD Wonogiri. Dan setelah itu sebagian dari ikhwan takziah ke rumah duka Akh. Silman dan sebagian yang lain ke Ngawi, asal Alm. Adi Wardhana.

Aku menuju rumah duka alm. Silman bersama ikhwan yang lain dan melaksanakan salat jenazah sebelum dikebumikan. Setelah itu jenazah dibawa menuju pemakaman sekitar 200 meter dari rumah duka diiringi para pelayat.

Kenangan bersama almarhum

Berkenalan dengan para aktivis dakwah kampus (ADK) adalah hal baru bagiku dan aku masih merasa ghuraba dengan suasana kegiatan dan tentu pergaulan yang baru yang terdedahkan dalam kehidupan perkuliahan di UNS. Sehingga mau-tidak mau karena lingkunganku adalah para ikhwan dan akhwat meluluhkan sedikit-demi sedikit hati dan jiwaku pada kegiatan dakwah.

Saat awal-awal menginjakan kaki dan sudah beberapa hari tinggal di Pesma Tanwirul Fikr yang hampir semuanya dihuni oleh para ADK, tentu teman-teman yang main adalah para ADK. Dua almarhum Akh Adi Wardhana dan Akh Silman sering berkunjung ke TF. Akhirnya dengan alamiah aku berkenalan.

Akh Adi Wardhana, terakhir aku berjumpa dengan almarhum saat baru saja menjalankan salat ashar di Masjid Nurul Huda Jum’at, 4 Juli 2008. Dengan wajah sumringah dan senyum natural, almarhum menyapaku hangat,

Alm. Adi Wardhana :”assalamualaikum, akh. Ngadiyo?”

Ngadiyo : ”Waalaikum salam.

Alm. Adi Wardhana :”Kaifa haluk?

Ngadiyo :”Alkhamdulillah bi khoir, wa anta?

Alm. Adi Wardhana :”Alkhamdulillah, very good”.

Kami masih saling berjabat tangan dan saling tersenyum natural penuh rasa persaudaraan. Hanya sepenggal saja menanyakan kabar masing-masing. Bagiku setiap bertemu dengan sosok menawan dan bersahaja serta ghirah yang tinggi menjadikan hati ikut bersemangat. Sikap penuh optimis selalu terpancar dari rona mata, wajah dan jalannya. Tawadhu dan friendly itulah yang selalu kulihat.

Sementara itu rasa bersalah yang mendalam dan belum sempat aku sampaikan atas tidak bertanggungjawabnya diriku, kesombongan dan keangkuhanku serta masih egois saat menjadi sie perkap pada acara Tabligh Akbar bersama Ust. Yusuf Mansur ”The Miracle of Shadaqah”, Jum’at 27 Juni 2008. Almarhum akh Silman beberapa hari sebelum hari pelaksanaan sekitar jam 21.00 menelponku. Sebelumnya aku hanya melihat no number tanda misscall. Namun setelah aku misscall, Alm. Silman menelponku. Beliau hanya memberi konfirmasi bahwa kita adalah satu sie perkap pada acara Tabligh Akbar Ust. Yusuf Mansur. Aku hanya bisa mengiyakan aku bisa hadir kalau sie perkap akan syuro dan sebelumnya saat itu malam jum’at seminggu sebelum hari pelaksanaan, almarhum akan menemuiku sehabis salat jum’at di TF, namun aku melakukan kesalahan. Aku telah melanggar perjanjian itu bahwa kita akan bertemu membahas perkap di TF. Aku hanya memenuhi keinginan yang lain dan menyakiti saudaraku sendiri dengan tidak menepati janji. Af1 jiddan.

Satu puisi mengantar kepergian kedua almarhum:

Di Atas Pemakaman

Orang-orang tertunduk dan terdiam

Mengiringi keranda

Ada mayat terbujur didalam keranda itu

Manusia hanya menunggu digotong

Menuju pemakaman

Tiada pernah mereka sangka

Akan menjadi apa setelah nantinya

Di alam baka akan berbeda

Dengan segala kehidupan dunia

Orang-orang tertunduk

Menatap mayat terbujur

Dibaringkan

Diselimuti tanah-tanah

Asal manusia dari tanah

Handai tolan menitikan embun dimata

Hanya sepenggal sandiwara dunia

Melepas yang mati digundukan tanah nyata

Lantunan adzan melepas penghabisan tatapan

Tabur bunga menyelimuti makam

Hujan doa ampunan dan harapan

Tercurahkan kepada Dzat Maha Segala

Mudah-mudahan Allah Swt menerima amal baik dan mengampuni dosa-dosa kedua almarhum serta menempatkan mereka disurga-Nya. Amin. Selamat jalan wahai ikhwan.....


*Pemimpin Umum LSO Penerbitan Tazkia SKI FSSR UNS

Ada banyak cara yang bisa dijadikan oleh para calon penulis sukses untuk menjadi calon penulis sukses selamanya. Salah satunya adalah dengan mengatakan,”Saya bukan penulis yang berpengalaman dan terkenal”. Dan jurus ini ternyata menjadi senjata yang sangat ampuh untuk menghambat seseorang menjadi penulis sukses. Dalam benak mereka selalu muncul pandangan bahwa akan selalu kalah ketika berhadapan dengan penulis-penulis lain yang lebih berpengalaman dan terkenal. Sehingga pelan namun pasti mereka berjingkat-jingkat menjauhi track kepenulisan yang sebenarnya sudah di lalui dengan tepat. Saudaraku, Saya yakin engkau tidak seperti itu. Pelari tercepat dan terkenal di dunia dahulunya juga seperti kita, seorang bayi yang tidak membawa apa-apa ketika lahir ke dunia. Semua orang ketika dilahirkan di dunia dibekali Allah dengan kemampuan dan indera yang sama, kecuali sedikit orang. Sehingga peluang untuk sukses atau tidak sebenarnya sama besar. Namun mengapa mereka bisa menjadi pelari terkenal dan hebat sedangkan kita untuk berjalan beberapa ratus meter saja sudah megap-megap. Mengapa mereka menjadi penulis sukses sedangkan kita untuk menguntai satu kalimat saja sulitnya bukan kepayang. Itu karena mereka selalu fokus dan berlatih secara intensif. Untuk menjadi penulis terkenal dan berpengalaman tidak hanya dibutuhkan sepuluh atau dua puluh karya tulis saja, namun ratusan bahkan mungkin ribuan. Dan itulah nanti yang akan menjadi sarana bagi kita untuk menjadi penulis sukses (amin). Seorang penulis terkenal dan berpengalaman tidak mudah terontokkan oleh kuatnya kritik yang mendera namun mereka menjadikan kritik itu sebagai bahan pembelajaran yang sangat berharga. Wahai para calon penulis sukses. Lihatlah pepohonan yang kuat dan besar itu. Apakah mereka tiba-tiba tumbuh menjadi sebuah pohon yang kokok seperti dalam dunia dongeng? Tidak. Mereka menjalin rajutan kehidupannya dari kecil, dari biji, bahkan dari serbuk sari. Seti harinya diterpa angin yang kencang, hujan deras, dan juga panas yang menyengat. Akan tetapi apakah pohon itu lantas memutuskan untuk mengakhiri langkahnya untuk menjadi pohon yang kokoh? Sebagai manusia yang diberikan kemampuan akal yang baik mari kita belajar dari pohon. Pohon menjadikan hujan yang lebat sebagai sarana untuk hidup. Pohon menjadikan panas yang menyengat sebagai media untuk pembakaran di daunnya agar tetap hijau, dan dia menggunakan kekuatan angin untuk mendidik dirinya agar menjadi pohon yang kuat. Jika engkau sudah melakukan seperti yang dilakukan pohon itu maka tinggal menunggu waktu saja untuk penulis terkenal dan berpengalaman itu. Akan tetapi apakah cita-citamu cukup sampai di situ saja? Bukankah engkau ingin menjadi sukses? Saudaraku. Pohon tidak hanya bertujuan hanya ingin hidup saja. Lebih dari itu, mereka ingin sekali bermanfaat bagi makhluk lain. Pohon menyimpan air yang berlebihan di musim hujan dengan akarnya untuk dibagikan kepada makhluk lain ketika musim kemarau. Dia menjadikan angin sebagai media pembuahan agar bisa dimakan manusia, dan dirinya pun menyerap panas untuk dilepaskan kembali dalam bentuk oksigen yang dibutuhkan banyak makhluk hidup. ENGKAU?

PT ROHTO-MENTHOLATUM
Kembali menyelenggarakan
LOMBA MENULIS CERPEN REMAJA (LMCR-2008)
Memperebutkan
LIP ICE-SELSUN GOLDEN AWARD
Berhadiah Total Rp 80 Juta

• Peserta: Pelajar SLTP, SLTA dan Mahasiswa/Guru/Umum

Kategori Lomba
Lomba terdiri dari (tiga) kategori peserta. Kategori A, Peserta Pelajar SLTP, Kategori B, Peserta Pelajar SLTA. Kategori C, Peserta Mahasiswa/Umum

Syarat-syarat Lomba
1. Lomba ini terbuka untuk pelajar SLTP, SLTA dan Mahasiswa/Umum dari seluruh Indonesia atau yang sedang studi/dinas di luar negeri. Kecuali, karyawan PT ROHTO Lab. Indonesia/agennya dan Panitia Pelaksana
2. Lomba dibuka tanggal 1 Juli 2008 dan ditutup tanggal 10 Oktober 2008 (Stempel Pos)
3. Tema cerita: Dunia remaja dan segala aspek serta aneka rona kehidupannya (cinta, kebahagiaan, kepedihan, harapan, kegagalan, cita-cita, penderitaan maupun kekecewaan
4. Judul bebas tetapi harus mengacu pada tema Butir 3
5. Setiap peserta boleh mengirimkan lebih dari satu judul
6. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik, benar, indah (literer) dan komunikatif
7. Naskah harus asli (bukan jiplakan) dan belum pernah dipublikasikan serta tidak sedang diikutsertakan dalam lomba serupa yang bukan diselenggarakan oleh PT ROHTO
8. Ketentuan naskah:
a. Ditulis di atas kertas ukuran kuarto (A-4), ditik berjarak 1,5 spasi, format 12 point, font Times New Roman, margin kiri-kanan rata (Justified)
b. Panjang naskah minimal 6 (enam) halaman, maksimal 10 (sepuluh) halaman
c. Naskah yang dikirimkan ke Panitia LMCR-2008 dalam bentuk print-out 3 (tiga) rangkap (copy) disertai file dalam CD
d. Naskah disertai ringkasan cerita (synopsis), biodata singkat pengarang, foto pose bebas ukuran 4R dan fotocopy identitas pengarang (pilih satu: KTP/Kartu Pelajar atau Kartu Mahasiswa, SIM atau Paspor yang masih berlaku
e. Setiap judul naskah yang dilombakan wajib dilampiri 1(satu) kemasan LIP ICE jenis apa saja atau seal/segel pengaman SELSUN GOLD FOR TEENS/SENSUN BLUE 5
f. Naskah yang dilombakan beserta persyaratannya dimasukkan ke dalam amplop tertutup (dilem), cantumkan tulisan PESERTA LMCR-2008 dan Kategorinya
g. Naskah dan persyaratan (Butir f) dikirim ke alamat Panitia LMCR-2008 LIP ICE- SELSUN GOLDEN AWARD – Jalan Gunung Pancar No.25 Bukit Golf Hijau, Sentul City, Bogor 16810 – Jawa Barat
h. Hasil lomba diumumkan 10 November 2008 melalui Tabloid Rayakultura Edisi November 2008, www.rayakultura.net dan www.rohto.co.id atau hub HP 08158118140
9. Keputusan Dewan Juri bersifat final dan mengikat
10. Naskah yang dilombaklan jadi milik PT ROHTO, hak cipta milik pengarangnya

Hasil Lomba
Masing-masing kategori: Pemenang I, II, II dan 5 (lima) Pemenang Harapan Utama serta 10 (Sepuluh) Pemenang Harapan

Hadiah Untuk Pemenang
- Kategori A: SLTP
• Pemenang I: Uang Tunai Rp 4.000.000,- + LIP ICE-SELSUN GOLDEN AWARD; Pemenang II: Uang Tunai Rp 3.000.000,- + Piagam LIP ICE-SELSUN; Pemenang III: Uang Tunai Rp 2.000.000,- + Piagam LIP ICE-SELSUN. Selanjutnya, 5 (lima) Pemenang Harapan Utama, masing-masing mendapat Uang Tunai Rp 1.000.000,- + Piagam LIP ICE-SELSUN. Untuk 10 (sepuluh) Pemenang Harapan masing-masing mendapat Piagam LIP ICE-SELSUN dan Bingkisan dari PT ROHTO. Seluruh Pemenang mendapat hadiah ekstra 1 (satu) Buku Kumpulan Cerpen Pemenang LMCR-2007
Hadiah untuk sekolah Pemenang I, II dan III masing-masing memperoleh hadiah sebuah televisi

- Kategori B:SLTA
• Pemenang I: Uang Tunai Rp 5.000.000,- + LIP ICE-SELSUN GOLDEN AWARD; Pemenang II: Uang Tunai Rp 4.000.000,- + Piagam LIP ICE-SELSUN; Pemenang III: Uang Tunai Rp 3.000.000,- + Piagam LIP ICE-SELSUN. Hadiah untuk 5 (lima) Pemenang Harapan Utama masing-masing mendapat Uang Tunai Rp 1.000.000,- + Piagam LIP ICE-SELSUN. Bagi 10 (sepuluh) Pemenang Harapan masing-masing mendapat Piagam LIP ICE-SELSUN dan Bingkisan dari PT ROHTO. Seluruh Pemenang mendapat hadiah ekstra 1 (satu) Buku Kumpulan Cerpen Pemenang LMCR-2007
Hadiah untuk sekolah Pemenang I, II dan III masing-masing memperoleh hadiah sebuah televisi

- Kategori C:Mahasiswa, Guru dan Umum
• Pemenang I: Uang Tunai Rp 7.500.000,- + LIP ICE-SELSUN GOLDEN AWARD; Pemenang II: Uang Tunai Rp 6.000.000,- + Piagam LIP ICE-SELSUN; Pemenang III: Uang Tunai Rp 4.000.000,- + Piagam LIP ICE SELSUN. Bagi 5 (lima) Pemenang Harapan Utama masing-masing mendapat Uang Tunai Rp 1.500.000,- + Piagam LIP ICE-SELSUN. Pemenang Harapan 10 pemenang, masing-masing mendapat Piagam LIP ICE-SELSUN + Bingkisan dari PT ROHTO. Seluruh Pemenang mendapat hadiah ekstra 1 (satu) Buku Kumpulan Cerpen Pemenang LMCR-2007

Catatan:
Pajak hadiah para pemenang ditanggung oleh PT ROHTO Laboratories Indonesia

Ketua Panitia LMCR-2008
Dra. Naning Pranoto, MA

NB : sumber http://www.rayakultura.net/

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Blogger Template by Blogcrowds.